Minggu, 28 Maret 2010

Menapaki Hari Bersama Allah 20K

Harga beli : Rp 35.000,-
Harga jual : Rp 20.000,-
Tebal halaman : 183 halaman

Kala Allah Tak Terpahami, itu judul bab 3 yang aku baca dari buku “Menapaki Hari Bersama Allah” yang merupakan kumpulan khotbah Pdt Yohan Candawasa.
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereke-rekakannya untuk kebaikan.” Ucapan ini ditujukan Yusuf kepada saudara-saudaranya sendiri seperti tertulis pada Kejadian 50:20
Apa yang telah dialami oleh Yusuf bukan hal yang sepele, ia dipukuli, dibuang ke sumur kemudian dijual sebagai budak dan dibawa kenegeri asing. Yang lebih menyakitkan, semua itu dilakukan oleh saudara-saudaranya sendiri. Seperti belum habis penderitaan yang harus dialaminya, ia pun difitnah oleh Istri Potifar yang mengakibatkan ia berakhir dipenjara.
Tetapi melalui tindakan jahat saudara-saudaranya, Allah menggenapi janjinya, membuat Yusuf menjadi orang yang sangat berpengaruh yang kemudian memiliki kapasitas untuk menolong keluarga dan bahkan bangsanya.
Ketika Tuhan merencanakan yang baik, Ia tidak membebaskan Yusuf dari kejahatan kakak-kakaknya. Demikian pula kita walaupun dalam ketaatan, tidak akan lepas dari kesulitan dan hal-hal yang menyakitkan.
Ketika kita mengalami hal-hal pahit, seringkali kita bertanya, “Di manakah Engkau Tuhan? Mengapa Engkau diam saja?”
Padahal dalam Mazmur 23:4 ditulis, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah Engkau besertaku. Aku jadi tidak takut bahaya. Sekalipun aku hidup dalam kekelaman, gada Mu dan tongkat Mu menjaga dan menghibur aku”.
Maka seharusnya kuat kuasa Tuhan menggantikan kekhawatiran, penghiburan Tuhan menggantikan ketakutan, dan iman kepada Tuhan menggantikan kekecewaan.
Apa yang Tuhan rencanakan bagi Yusuf sudah diberikan gambarannya kepada Yusuf melalui dua mimpinya tetapi proses pencapaiannya yang panjang dan berat tidak diungkapkan kepadanya.
Jadi pilihannya adalah;
1. membiarkan apa yang tidak diungkapkan oleh Allah dan tidak kita pahami menghancurkan apa yang diungkapkan oleh Allah untuk kita mengerti.
atau
2. memegang erat yang Allah ungkapkan didalam menjalani proses yang tidak terjelaskan yang membawa kita kepada penyempurnaan rencana Allah.
Seharusnya kita memegang erat janji Allah dalam menjalani segala hal yang tidak kita pahami.
Itulah Iman !

1 komentar: